Cara Penyuntikan Injeksi Im 1 3 Sias

Cara Penyuntikan Injeksi Im 1 3 Sias

Injeksi Intramuskular

Tindakan injeksi atau pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk pemberian obat. Jarum suntik yang digunakan memiliki diameter 5 hingga 10 mililiter dengan panjang 6 hingga 8 sentimeter. Biasanya cairan yang dimasukkan berbasis minyak agar menembus lebih dalam. Cairan tertentu dimasukkan langsung kedalam otot yang memiliki banyak pembuluh darah. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.

Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat. Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikan. Tujuan pemberian obat secara intramuskular adalah agar obat diserap tubuh dengan cepat.

Baca Juga: Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya

Suntikan intradermal adalah jenis suntikan yang tidak masuk ke bawah dermis dan biasanya digunakan untuk vaksinasi. Jenis injeksi ini juga membantu untuk mengetahui apakah kamu memiliki alergi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes sensitivitas terhadap alergen ketika mendiagnosis penyakit seperti TBC dan brucellosis.

Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan jarum suntik maksimal 1 mililiter, obat lepas lambat dan jarum pendek hingga 1,5 sentimeter. Pada penyuntikan intradermal, daerah kulit yang dipilih bukan area yang mudah luka atau infeksi (misalnya di deltoid). Regangkan kulit dengan jempol dan telunjuk, tusukkan jarum perlahan sekitar 2 mm di bawah dan hampir sejajar dengan permukaan kulit. Benjolan pucat yang memperlihatkan permukaan folikel rambut pada kulit tempat suntikan adalah tanda suntikan diberikan dengan benar.

Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5 hingga 2 sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5 mililiter. Injeksi ini dianjurkan untuk semua zat yang perlu diserap sangat lambat. Beberapa contohnya adalah morfin dan atropin. Untuk melakukannya, kamu harus menusuk jarum ke bawah kulit dengan sudut 45° ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu dalam sehingga menembus otot di bawahnya. Tarik pendorong pada semprit untuk memastikan tidak ada darah (jika ada, tarik jarum perlahan dan coba lagi). Suntikkan obat dengan menekan pendorong pada semprit pelan-pelan hingga obat habis. Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan dengan kapas atau kain kecil.

Ini adalah teknik di mana suatu zat dimasukkan langsung ke dalam sistem peredaran darah dengan jarum dimasukkan ke dalam vena yang mudah diakses. Area yang disuntikkan biasanya tepat di bawah lekukan siku atau di lengan bawah. Manfaat utama injeksi endovenous adalah obat dapat langsung masuk ke pembuluh darah sehingga dapat cepat meresap.

Baca Juga: Usia yang Tepat untuk Anak Lakukan Tes Imunitas Tubuh

Kamu bisa berdiskusi dengan dokter Halodoc untuk mencari tahu efek samping atau menghindari reaksi alergi akibat injeksi. Jika ada pertanyaan lain seputar injeksi atau tindakan medis lain, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Sistem kelistrikan motor injeksi merupakan teknologi yang sangat penting dalam industri otomotif modern. Teknologi ini menggantikan sistem karburator tradisional dan menawarkan efisiensi yang lebih tinggi, emisi yang lebih rendah, dan kinerja yang lebih baik.

Tak heran jika saat ini, banyak sepeda motor keluaran terbaru sudah mendapat dukungan teknologi injeksi karena kelebihannya tersebut.

Hanya saja, terkadang mekanik kesulitan dengan skema kelistrikan motor injeksi. Mengingat, hampir 90% lebih kinerja operasional pada sepeda motor injeksi dikendalikan melalui mekanisme kelistrikan.

Untuk itu, kita akan membahas secara detail bagaimana skema dari mekanisme kelistrikan motor injeksi berfungsi, termasuk penjelasan mengenai injektor, Electronic Control Unit (ECU), dan sensor-sensor terkait.

Injeksi Intramuskular

Tindakan injeksi atau pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk pemberian obat. Jarum suntik yang digunakan memiliki diameter 5 hingga 10 mililiter dengan panjang 6 hingga 8 sentimeter. Biasanya cairan yang dimasukkan berbasis minyak agar menembus lebih dalam. Cairan tertentu dimasukkan langsung kedalam otot yang memiliki banyak pembuluh darah. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.

Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat. Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikan. Tujuan pemberian obat secara intramuskular adalah agar obat diserap tubuh dengan cepat.

Baca Juga: Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya

Suntikan intradermal adalah jenis suntikan yang tidak masuk ke bawah dermis dan biasanya digunakan untuk vaksinasi. Jenis injeksi ini juga membantu untuk mengetahui apakah kamu memiliki alergi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes sensitivitas terhadap alergen ketika mendiagnosis penyakit seperti TBC dan brucellosis.

Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan jarum suntik maksimal 1 mililiter, obat lepas lambat dan jarum pendek hingga 1,5 sentimeter. Pada penyuntikan intradermal, daerah kulit yang dipilih bukan area yang mudah luka atau infeksi (misalnya di deltoid). Regangkan kulit dengan jempol dan telunjuk, tusukkan jarum perlahan sekitar 2 mm di bawah dan hampir sejajar dengan permukaan kulit. Benjolan pucat yang memperlihatkan permukaan folikel rambut pada kulit tempat suntikan adalah tanda suntikan diberikan dengan benar.

Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5 hingga 2 sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5 mililiter. Injeksi ini dianjurkan untuk semua zat yang perlu diserap sangat lambat. Beberapa contohnya adalah morfin dan atropin. Untuk melakukannya, kamu harus menusuk jarum ke bawah kulit dengan sudut 45° ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu dalam sehingga menembus otot di bawahnya. Tarik pendorong pada semprit untuk memastikan tidak ada darah (jika ada, tarik jarum perlahan dan coba lagi). Suntikkan obat dengan menekan pendorong pada semprit pelan-pelan hingga obat habis. Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan dengan kapas atau kain kecil.

Ini adalah teknik di mana suatu zat dimasukkan langsung ke dalam sistem peredaran darah dengan jarum dimasukkan ke dalam vena yang mudah diakses. Area yang disuntikkan biasanya tepat di bawah lekukan siku atau di lengan bawah. Manfaat utama injeksi endovenous adalah obat dapat langsung masuk ke pembuluh darah sehingga dapat cepat meresap.

Baca Juga: Usia yang Tepat untuk Anak Lakukan Tes Imunitas Tubuh

Kamu bisa berdiskusi dengan dokter Halodoc untuk mencari tahu efek samping atau menghindari reaksi alergi akibat injeksi. Jika ada pertanyaan lain seputar injeksi atau tindakan medis lain, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Injeksi Intramuskular

28 April 2021 08:52 WIB

Injeksi intramuskular adalah injeksi yang dilakukan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot, dengan tujuan dapat diserap dengan cepat oleh pembuluh darah.

Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang injeksi intramuskuler (IM) yang merupakan pemberian obat secara langsung ke dalam otot. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, tujuan, persiapan, lokasi penyuntikan yang direkomendasikan berdasarkan usia pasien, serta cara melakukan injeksi IM secara lengkap mulai dari persiapan peralatan hingga tahap akhir.

Halodoc, Jakarta - Tindakan injeksi atau suntik adalah jenis tindakan medis yang sering dikerjakan. Lebih dari 90 persen tindakan injeksi ini dikerjakan untuk tujuan terapeutik, sementara lima hingga sepuluh persen sisanya digunakan untuk tindakan preventif termasuk keluarga berencana. Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih. Kebersihannya juga wajib dijaga karena penggunaan alat injeksi yang berulang menjadi sumber transmisi virus.

Baca Juga: Suntik Kolagen untuk Meremajakan Kulit, Perlukah?

Dalam dunia medis terdapat jenis injeksi tergantung kegunaan dan sasarannya. Berikut ini jenis injeksi yang wajib kamu ketahui:

Pemrosesan Data oleh ECU

Setelah menerima data dari sensor, ECU melakukan analisis untuk menentukan kondisi operasional mesin. ECU menggunakan algoritma yang telah diprogram sebelumnya untuk menghitung rasio campuran bahan bakar dan udara yang optimal. ECU juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kecepatan mesin, beban mesin, dan suhu lingkungan untuk membuat keputusan yang tepat.

Cara Kerja Sistem Kelistrikan Motor Injeksi

Cara kerja sistem kelistrikan motor injeksi dapat dibagi menjadi beberapa tahap yang melibatkan koordinasi antara injektor, ECU, dan sensor-sensor. Berikut adalah penjelasan dari setiap tahap:

Injeksi Intramuskular

Tindakan injeksi atau pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk pemberian obat. Jarum suntik yang digunakan memiliki diameter 5 hingga 10 mililiter dengan panjang 6 hingga 8 sentimeter. Biasanya cairan yang dimasukkan berbasis minyak agar menembus lebih dalam. Cairan tertentu dimasukkan langsung kedalam otot yang memiliki banyak pembuluh darah. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.

Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat. Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikan. Tujuan pemberian obat secara intramuskular adalah agar obat diserap tubuh dengan cepat.

Baca Juga: Vaksin Tetes atau Suntik? Kenali Bedanya

Suntikan intradermal adalah jenis suntikan yang tidak masuk ke bawah dermis dan biasanya digunakan untuk vaksinasi. Jenis injeksi ini juga membantu untuk mengetahui apakah kamu memiliki alergi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes sensitivitas terhadap alergen ketika mendiagnosis penyakit seperti TBC dan brucellosis.

Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan jarum suntik maksimal 1 mililiter, obat lepas lambat dan jarum pendek hingga 1,5 sentimeter. Pada penyuntikan intradermal, daerah kulit yang dipilih bukan area yang mudah luka atau infeksi (misalnya di deltoid). Regangkan kulit dengan jempol dan telunjuk, tusukkan jarum perlahan sekitar 2 mm di bawah dan hampir sejajar dengan permukaan kulit. Benjolan pucat yang memperlihatkan permukaan folikel rambut pada kulit tempat suntikan adalah tanda suntikan diberikan dengan benar.

Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5 hingga 2 sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5 mililiter. Injeksi ini dianjurkan untuk semua zat yang perlu diserap sangat lambat. Beberapa contohnya adalah morfin dan atropin. Untuk melakukannya, kamu harus menusuk jarum ke bawah kulit dengan sudut 45° ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu dalam sehingga menembus otot di bawahnya. Tarik pendorong pada semprit untuk memastikan tidak ada darah (jika ada, tarik jarum perlahan dan coba lagi). Suntikkan obat dengan menekan pendorong pada semprit pelan-pelan hingga obat habis. Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan dengan kapas atau kain kecil.

Ini adalah teknik di mana suatu zat dimasukkan langsung ke dalam sistem peredaran darah dengan jarum dimasukkan ke dalam vena yang mudah diakses. Area yang disuntikkan biasanya tepat di bawah lekukan siku atau di lengan bawah. Manfaat utama injeksi endovenous adalah obat dapat langsung masuk ke pembuluh darah sehingga dapat cepat meresap.

Baca Juga: Usia yang Tepat untuk Anak Lakukan Tes Imunitas Tubuh

Kamu bisa berdiskusi dengan dokter Halodoc untuk mencari tahu efek samping atau menghindari reaksi alergi akibat injeksi. Jika ada pertanyaan lain seputar injeksi atau tindakan medis lain, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Halodoc, Jakarta - Tindakan injeksi atau suntik adalah jenis tindakan medis yang sering dikerjakan. Lebih dari 90 persen tindakan injeksi ini dikerjakan untuk tujuan terapeutik, sementara lima hingga sepuluh persen sisanya digunakan untuk tindakan preventif termasuk keluarga berencana. Tindakan injeksi harus dikerjakan secara aman dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang sudah terlatih. Kebersihannya juga wajib dijaga karena penggunaan alat injeksi yang berulang menjadi sumber transmisi virus.

Baca Juga: Suntik Kolagen untuk Meremajakan Kulit, Perlukah?

Dalam dunia medis terdapat jenis injeksi tergantung kegunaan dan sasarannya. Berikut ini jenis injeksi yang wajib kamu ketahui:

Injeksi Intramuskular (Im)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penyuntikan intraotot (bahasa Inggris: intramuscular injection), sering disingkat IM, adalah penyuntikan suatu zat ke dalam otot. Dalam kedokteran, ini adalah salah satu dari beberapa metode pemberian obat parenteral. Penyuntikan intraotot (penyuntikan suatu zat ke dalam otot) mungkin lebih disukai karena otot memiliki pembuluh darah yang lebih besar dan lebih banyak daripada jaringan subkutan, sehingga penyerapannya lebih cepat daripada suntikan subkutan atau intradermal.[1]:751 Obat yang diberikan melalui penyuntikan intraotot tidak mengikuti efek metabolisme lintas pertama yang memengaruhi obat-obatan oral.

Lokasi umum untuk penyuntikan intraotot adalah otot deltoid lengan atas dan otot gluteal pantat. Pada bayi, otot paha yang sangat luas biasanya digunakan. Lokasi penyuntikan harus dibersihkan sebelum melakukan penyuntikan, dan penyuntikan kemudian dilakukan dengan gerakan cepat dan melesat untuk mengurangi ketidaknyamanan pada individu. Volume yang akan disuntikkan di otot biasanya dibatasi 2-5 mililiter, bergantung pada tempat suntikan. Lokasi yang tidak boleh dipilih adalah yang memiliki tanda-tanda infeksi atau atrofi otot. Penyuntikan intraotot tidak boleh digunakan pada orang dengan miopati atau mereka yang mengalami masalah pembekuan darah.

Penyuntikan intraotot biasanya menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan atau peradangan sekitar tempat penyuntikan. Efek samping ini umumnya ringan dan bertahan tidak lebih dari beberapa hari. Lebih jarang terjadi, saraf atau pembuluh darah di sekitar tempat penyuntikan bisa rusak, menyebabkan rasa sakit atau kelumpuhan yang parah. Jika teknik yang tepat tidak diikuti, penyuntikan intraotot dapat menyebabkan infeksi lokal seperti abses dan gangren. Meskipun aspirasi atau menarik kembali jarum suntik sebelum penyuntikan, pada zaman dahulu direkomendasikan untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja ke dalam pembuluh darah, hal ini tidak lagi direkomendasikan untuk sebagian besar tempat penyuntikan.

Pengaturan Penyemprotan Bahan Bakar

Berdasarkan hasil analisis, ECU mengirimkan sinyal ke injektor untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. ECU menentukan waktu penyemprotan (timing), durasi penyemprotan (pulse width), dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan mesin. Proses ini memastikan bahwa campuran bahan bakar dan udara berada dalam rasio yang tepat untuk mencapai pembakaran yang efisien.

Komponen Utama dalam Sistem Kelistrikan Motor Injeksi

Untuk memahami cara kerja dari kelistrikan teknologi injeksi pada motor, tentu penting untuk mengetahui komponen-komponen utama yang terlibat dalam sistem ini:

Keuntungan Sistem Kelistrikan Motor Injeksi

Sistem kelistrikan motor injeksi menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan dengan sistem karburator tradisional. Beberapa keuntungan utama dari sistem ini antara lain: